Menata Kembali Keuangan yang Berantakan Pasca-Lebaran
Kinciakincia.com - Keuangan berantakan pasca-Lebaran, itu sudah pasti. Karena banyak yang libur Lebaran dan mudik tanpa persiapan dan perencanaan yang matang.
Padahal dari zaman masih anak-anak sampai dengan usia saat ini sudah berapa kali Anda mengalami lebaran? Harusnya sudah bisa berhitung
dong berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran dan mudik Anda beserta keluarga?
Kan di Indonesia dikenal peribahasa yang mengatakan 'bahkan keledai pun tidak akan jatuh 2 kali pada lubang yang sama', nah kalau Anda dari tahun ke tahun Lebaran dan mudik dan dari tahun ke tahun keuangannya berantakan, sudah mengerti toh? Berarti siapa yang salah?
Sudah tidak perlu disesali, yang paling penting sekarang bagaimana kita bangkit dengan kondisi keuangan yang berantakan pasca-Lebaran.
Think positive, toh masih ada tahun depan untuk membuat keuangan kita berantakan lagi kan? Hahaha. Apa yang kemudian harus kita lakukan?
Pertama, cari sumber bencana penyebab berantakannya keuangan Anda. Pos pengeluaran di bulan Ramadan, Lebaran, dan mudik sebenarnya sudah jelas pembagiannya.
Cari tahu dengan detil di mana letak kebocoran keuangan anda. Bila bocor di biaya semasa Ramadan, maka cek secara spesifik biaya apakah? Misalnya, semasa Ramadan itu ada beberapa pengeluaran yang sifatnya ekstra, antara lain biaya hidup yang akan naik 10-25%.
Di luar itu adalah biaya BukBer alias nongkrong dengan teman-teman yang bisa jadi dilakukan 3-4 kali per minggu. Biaya ini mungkin saja tidak ada di bulan-bulan sebelumnya, atau kalaupun ada biaya 'nongkrong' jumlahnya tidak sebesar ini.
Biaya lain yang jarang diantisipasi adalah THR untuk orang rumah (selain gaji mereka, sehingga Anda harus bayar 2 kali), ditambah biaya infal yang besarnya juga biasanya hampir 1 bulan gaji.
Bagaimana tidak jebol keuangan Anda bila di bulan yang sama Anda harus 'bayar gaji' orang sebanyak 3 kali lipat dan Anda tidak mempersiapkan dananya sebelumnya hanya dengan mengandalkan THR yang ada.
Sumber kebocoran lain adalah biaya
Open House alias terima tamu ketika Lebaran, bila Anda tidak mudik. Ingat, orang datang ke rumah untuk bersilaturahmi bertemu, saling maaf memaafkan, bukan datang untuk minta/numpang makan, meskipun ada juga sih yang seperti itu.
Sebagai tuan rumah kita menyediakan kue-kue sebatas kemampuan kita. Tidak perlu harus menyiapkan makan besar dan memaksakan diri menghabiskan uang untuk memberikan makanan kepada seluruh tamu.
Bila Anda mudik, maka kemungkinan pos kebocoran paling besar akibat mudik adalah biaya makan-makan dan aktivitas selama mudik dan liburan (selain biaya tiket transportasi dan akomodasi tentunya).
Bila kita
smart enough, kita tidak akan tergiur untuk saling menunjukan kemampuan kita untuk 'mentraktir' seluruh keluarga dalam acara liburan mengisi lebaran tersebut. Secukupnya dan sesederhana saja. Ingat mudik itu menikmati kampung halaman, bukan malah foya-foya.
Nah, setelah kita tahu di mana sumber kebocoran dana tersebut,
kedua kita bisa mulai memperhitungkan berapa besar kemungkinan tersebut akan bocor lagi tahun depan? Karena acara Lebaran ini adalah acara tahunan, maka jawabannya hampir pasti kebocoran ini terjadi di tempat yang sama secara terus menerus setiap tahun, bila kita tidak melakukan perubahan dan perbaikan.
Ketiga lakukan perubahan atas kebocoran tersebut. Beberapa perubahan bisa dilakukan misalnya untuk pengeluaran selama bulan Ramadan terutama yang berhubungan dengan urusan bukber bisa ditekan dengan cara memilah milih bukber yang akan kita datangi. Atau Anda bisa buka puasa dulu di tempat lain yang murah dan ketika datang ke acara bukber Anda cukup memesan minuman saja, yang penting kebersamaannya kan.
Keempat lakukan persiapan keuangan untuk tahun depan. Ada hal-hal yang bisa diubah tapi ada juga yang tidak bisa dihindari seperti membayar gaji, THR dan infal tadi. Nah, bila dirasa Anda membutuhkan tenaga kerja ekstra selama Lebaran ini (biasanya untuk yang punya anak kecil), maka Anda bisa memulai menabung dari sekarang untuk biaya tersebut.
Kalau kita perhatikan sebenarnya tidak ada satu pun yang tidak bisa dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Kita bisa merencanakannya dengan baik dan benar, bila kita sendiri tahu bagaimana caranya. Salah satunya adalah workshop mengelola keuangan simple.
(kkc)Sumber: detik.com
Berita Terkait
Jumat, 08 Juli 2016
UMKM di Ranah Era Digital

OLEH Eko Pratomo (Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners)Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Kontribusi sektor ini pada PDB yang mencapai 57,5% dan penyerapan tenaga kerja hingga 97% sudah seharusnya menjadi indikator daya tarik, baik bagi pemerintah maupun sektor swasta untuk lebih memperhatikan dan berupaya mengembang.....
Senin, 30 Mei 2016
Inilah Tips Sukses Membuka Usaha Kecil

Usaha kecil biasanya dipilih untuk dijalankan seseorang dengan modal kecil dan risiko yang kecil pula.Membuka usaha kecil merupakan kegiatan yang identik dengan wirausaha pada skala kecil, dan kadang bisa disebut pula sebagai kegiatan usaha sampingan.Dianggap sebagai usaha sampingan karena pada awalnya dikerjakan sebagai tambahan kegiatan usaha sejalan dengan pekerjaan utama sebagai karyaw.....
Rabu, 25 Mei 2016
Inilah 4 Strategi Jitu Agar Uang Anda Tidak Habis Saat Pensiun

Pensiun bisa dibilang sebagai salah satu tujuan akhir perjalanan karir seseorang. Nah, apa sih yang Anda harapkan saat memasuki pensiun? Ada yang ingin berlibur, menikmati tinggal di rumah dan bermain bersama cucu-cucu yang lucu, atau mungkin melakukan hobi yang tidak kesampaian saat masih berkarir dulu. Apapun keinginan Anda, tentunya tetap bekerja di masa pensiun karena uang tidak cukup .....
Rabu, 04 Mei 2016
Memilih Rumah Subsidi, Jangan Tertipu Brosur

Bagi masyarakat menengah, memiliki rumah yang nyaman untuk ditinggali tampaknya saat ini bukan menjadi impian lagi. Pasalnya, melalui program rumah subsidi dari pemerintah, saat ini masyarakat bisa membeli rumah dengan harga terjangkau serta fasilitas kredit yang mudah. Selain membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), keberadaan rumah subsidi ini diharapkan juga dapat mengurangi angka k.....
Kirim Informasi Untuk Teman